Kamis, 19 Februari 2015

Kemana Limbah mu ?

PENTING NYA PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN LIMBAH BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

Alam merupakan anugrah dari Yang Maha Pencipta kepada kita umat manusia dan seluruh makhlukNya di bumi ini. Lingkungan merupakan bagian dari pada alam dan saling bersinergi dengan makhluk hidup lainnya di bumi ini agar kelestariannya tetap terjaga demi kelangsungan hidup makhluk hidup di masa mendatang.Manusia sebagai makhluk yang berakal mempunyai tanggung jawab yang sangat berat dalam hal ini. Perlakuan manusia terhadap lingkungan disebut dengan etika lingkungan. Etika lingkungan merupakan peraturan yang mengatur manusia dalam memperlakukan lingkungan dengan bijaksana, bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan. Tugas manusia tidak akan terasa memberatkan jika semua bersinergi untuk mencapai satu tujuan.
Sampah dan limbah rumah tangga maupun industri rumah tangga dan juga industri-industri dalam skala besar yang dikelola secara asal-asalan tidak sistematis, mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan yang mungkin awalnya kita anggap biasa saja, tidak kita sadari dapat menimbulkan dampak lingkungan yang sangat mengerikan bagi semua makhluk hidup yang tinggal disekitarnya. Berbagai macam produk tekhnologi modern saat ini banyak yang tidak ramah lingkungan. Akan tetapi sebagian para prosdusen tersebut, yang mengetahui bahwa produknya diketahui tidak ramah lingkungan tidak mau menarik atau mengganti produknya karena mereka takut akan menderita kerugian yang besar. Hal ini merupakan rasa egoisme produsen yang menginginkan keuntungan besar dari hasil produknya tanpa peduli dampak lingkungan yang merugikan orang banyak dan makhluk hidup lainnya.
Masyarakat secara umum tidak menyadari bahwa pembuangan limbah sembarangan dapat merusak lingkungan, khususnya adalah sungai. Desa kali kidang, Kecamatan Sokaraja pada era tahun 1990-an dikenal dengan sungai yang jernih serta terdapat banyak ikan yang hidup di dalamnya. Masuk kedalam era 2000-an, perajin tahu mulai tumbuh pesat di desa ini dan sampai dengan saat ini kondisi sungai sudah jauh berubah, terlihat memprihatin kan. Kotor, bau,dan tidak ada lagi ikan yang dapat hidup disungai tersebut. Sumber limbah Industri tahu pada umumnya seperti yang sudah dikemukaan diawal dibagi menjadi 2 (dua) bentuk limbah, yaitu limbah padat dan limbah cair.
Limbah padat pabrik pengolahan tahu berupa kotoran hasil pembersihan kedelai (batu, tanah , kulit kedelai , dan benda padat lain yang menempel pada kedelai ) dan sisa saringan bubur kedelai yang disebut dengan ampas tahu. Limbah padat yang berupa kotoran berasal dari proses awal ( pencucian ) bahan baku kedelai dan umumnya limbah padat yang terjadi tidak begitu banyak ( 0,3 % dari bahan baku kedelai). Sedangkan limbah padat yang berupa ampas tahu terjadi pada proses penyaringan bubur kedelai. Ampas tahu yang terbentuk besarannta berkisar antara 25-35% dari produk tahu yang dihasilkan.
Proses pembuatan tahu selain menghasilkan limbah padat juga menghasilkan limbah cair. Limbah cair pada proses produksi tahu berasal dari proses perendaman , pencucian kedelai , pencuciam peralatan proses produksi tahu,penyaringan dan pengepresan/pencetakan tahu. Sebagian basar limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu adalah cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut dengan air dadih (whey). Cairan ini mengandung kadar protein yang tinggi dan dapat segera terurai. Limbah cair ini lebih terlihat dampaknya secara langsung, karena limbah cair ini menghasilkan bau busuk dan juga menyebabkan pencemaran lingkungan. Banyak dampak yang timbul akibat limbah cair dari produksi tahu. beberapa contoh dari dampak limbah cair ini adalah Penyumbang gas rumah kaca.  
          Oleh karena itu, perlu adanya pengelolaan limbah agar sejumlah permasalahan dapat teratasi. Dilihat dalam konteks lingkungan atau yang lebih luas, selain masalah limbah, Indonesia juga memiliki masalah energi yang juga menjadi masalah yang juga harus ada solusinya. Energi Indonesia yang masih sangat bergntung pada sumber energi tidak terbarukan seperti bahan bakar fosil yang juga mengeluarkan emisi gas rumah kaca. Seperti yang dilaporkan oleh Kementerian ESDM pada tahun 2009 rata-rata produksi minyak bumi dan kondesat sebesar 963.269 barel perhari (bph), sedangkan menurut laporan BP Migas produksi minyak secara nasional pada tahun 2010 hanya naik pada kisaran 965.000 bph. Artinya terdapat angka kenaikan hanya 1.731 bph. Selain itu pesatnya pembangunan di bidang teknologi, industri, dan informasi memicu peningkatan kebutuhan masyarakat akan energi. Ketimpangan antara tingkat produksi dan konsumsi energi tersebut berakibat pada terjadinya indikasi krisis energi skala nasional. Produksi energi nasional yang masih bertumpu pada penggunaan minyak bumi membuktikan bahwa sumber energi masih sangat didominasi oleh sumber-sumber yang tidak terbarukan serta cenderung menambah emisi karbon. Untuk itu perlu lebih dikembangkan sumber energi yang terbarukan dan bersifat ramah lingkungan serta mampu mengurangi emisigas karbon.
Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup dijelaskan bahwa upaya penanganan terhadap permasalahan pencemaran terdiri dari langkah pencegahan terhadap permasalahan dan  pengendalian. Upaya pencegahan adalah mengurangi sumber dampak lingkungan yang lebih berat. Ada pun penanggulangan atau pengendaliannya adalah upaya pembuatan standar bahan baku mutu lingkungan, pengawasan lingkungan dan penggunaan teknologi dalam upaya mengatasi masalah pencemaran lingkungan. Secara umum, berikut ini merupakan upaya pencegahan atas pencemaran lingkungan :

1.     Mengatur sistem pembuangan limbah industri sehingga tidak mencemari lingkungan
2.     Menempatkan industri atau pabrik terpisah dari kawasan permukiman penduduk
3.     Melakukan pengawasan atas penggunaan beberapa jenis pestisida, insektisida dan bahan kimia lain yang berpotensi menjadi penyebab dari pencemaran lingkungan.
4.     Melakukan penghijauan.
5.     Memberikan sanksi atau hukuman secara tegas terhadap pelaku kegiatan yang mencemari lingkungan
6.     Melakukan penyuluhan dan pendidikan lingkungan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang arti dan manfaat lingkungan hidup yang sesungguhnya.

Berikut ini  Cara Pengolahan Limbah yang  bisa dilakukan :
1) Sampah Organik
a. Makanan Ternak

          Di beberapa negara, sampah organik yang berasal dari restoran biasanya dikumpulkan oleh peternak dan digunakan sebagai makanan binatang ternak, misalnya babi, unggas.Di Indonesia, sampah organik dari pasar yang berupa sayur-sayuran (kobis, slada air, sawi), daun pisang, dan sisa makanan biasanya diambil untuk makanan kelinci, kambing, dan juga ayam atau itik. Hal ini sangat bermanfaat sebab selain mengurangi jumlah sampah juga mengurangi biaya peternakan. Namun, sampah organik ini harus dibersihkan dan dipilah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh ternak. Sebab akan bermasalah jika sampah organik tadi bercampur dengan sampah-sampah yang mengandung logam-logam berat yang dapat terakumulasi di dalam tubuh ternak tersebut.

b. Komposting
 Pengkomposan merupakan upaya pengolahan sampah, segaligus usaha mendapatkan bahan-bahan kompos yang sangat menyuburkan tanah. Sistem ini mempunyai prinsip dasar mengurangi atau mendegradasi bahan-bahan organik secara terkontrol menjadi bahan-bahan anorganik dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Mikroorganisme yang berperan dalam pengolahan ini dapat berupa bakteri, jamur, khamir, juga insekta dan cacing. Agar pertumbuhan mikroorganisme optimum, maka diperlukan beberapa kondisi, diantaranya campuran yang seimbang dari berbagai komponen karbon dan nitrogen, suhu, kelembaban udara (tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering), dan cukup kandungan oksigen (aerasi baik).
Sistem pengkomposan ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:
- Merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak merusak lingkungan.
- Bahan yang dipakai tersedia, tidak perlu membeli.
- Masyarakat dapat membuatnya sendiri, tidak memerlukan peralatan dan instalasi yang mahal.
- Unsur hara dalam pupuk kompos ini bertahan lama jika dibanding dengan pupuk buatan.

c. Biogas 
Para petani selalu mencari jalan untuk meningkatkan taraf hidupnya. salah satu cara peningkatan taraf hidup ialah dengan cara membuat bahan bakar untuk memasak. Dewasa ini banyak petani membuat bahan bakar biogas berskala kecil di rumah. Biogas adalah gas-gas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah organik atau campuran dari keduanya. secara garis besar, biogas dapat dibuat dengan cara mencapur sampah-sampah organik dengan air kemudian dimasukkan ke dalam tempat yang kedap udara. Selanjutnya dibiarkan selama kurang lebih 2 (dua) minggu.
           Sampah yang dibuat biogas ini mempunyai kelebihan antara lain:
- Mengurangi jumlah sampah.
- Menghemat energi dan merupakan sumber energi yang tidak merusak lingkungan.
- Nyala api bahan bakar biogas ini terang/bersih, tidak berasap seperti arang kayu atau kayu bakar. Dengan menggunakan biogas, dapur serta makanan tetap bersih.
- Residu dari biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk kandang.
2) Sampah Anorganik 
Sampah anorganik seperti botol, kertas, plastik dan kaleng, sebelum dibuang ke TPA sebaiknya dipilah terlebih dahulu. Karena dari jenis sampah ini masih ada kemungkinan untuk dimanfaatkan ulang maupun untuk didaur ulang.

a.     Daur Ulang 
Berbicara mengenai proses daur ulang, ada baiknya apabila mengetahui jenis sampah yang dapat didaur ulang.
Sampah-sampah yang dapat di daur ulang, antara lain:
- Sampah plastik.
- Sampah logam
- Sampah kertas
- Sampah kaca.

  
b.    Sanitary Landfill
 Ini merupakan salah satu metode pengolahan sampah terkontrol dengan sistem sanitasi yang baik. Sampah dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Kemudian sampah dipadatkan dengan traktor dan selanjutnya ditutup tanah. Cara ini akan menghilangkan polusi udara. Pada bagian dasar tempat sampah tersebut dilengkapi dengan sistem saluran leachate yang berfungsi sebagai saluran limbah cair sampah yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai atau ke lingkungan. Di sanitary landfill tersebut juga dipasang pipa gas untuk mengalirkan gas hasil aktivitas penguraian sampah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sanitary landfill, yaitu :
- Semua lanfill adalah warisan bagi generasi mendatang.
- Memerlukan lahan yang luas.
- Penyediaan dan pemilihan lokasi pembuangan harus memperhatikan dampak lingkungan.
- Aspek sosial harus mendapat perhatian.
- Harus dipersiapkan instalasi drainase dan sistem pengumpulan gas.
- Kebocoran ke dalam sumber air tidak dapat ditolerir (kontaminasi dengan zat-zat beracun)
- Memerlukan pemantauan yang terus menerus.


c.      Pembakaran 
Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengan cara membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah lalu dinyalakan apinya. Sampah padat dibakar di dalam insinerator. Hasil pembakaran adalah gas dan residu pembakaran. Penurunan volume sampah padat hasil pembakaran dapat mencapai 70%. Cara ini lebih relatif mahal dibanding dengan sanitary lanfill, yaitu sekitar 3 x lipatnya.
Kelebihan sistem pembakaran ini adalah : 
- Mudah dan tidak membutuhkan usaha keras
- Membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil dibanding sanitary landfill.
- Membutuhkan lahan yang relatif kecil
- Dapat dibangun di dekat lokasi industri.
- Residu hasil pembakaran relatif stabil dan hampir semuanya bersifat anorganik.
- Dapat digunakan sebagai sumber energi, baik untuk pembangkit uap, air panas, listrik, dan pencairan logam.
Limbah padat dan cair saat ini masih banyak menimbulkan masalah dan kerugian, baik kerugian dengan rusaknya lingkungan maupun kerugian dalam hal sosial yang lainnya. Oleh karena itu, perlu adanya solusi untuk memecahkan masalah ini . Sedangkan untuk limbah cair dapat diatasi dengan mengelola limbah cair untuk dijadikan biogas sebagai sumber energi untuk mewujudkan energy yang baik . Penulis berharap semoga hal ini dapat dijadikan sebagai introspeksi bagi kita semua terutama bagi Mahasiswa/i. Karena sesungguhnya potensi Mahasiswa/i dalam mengatasi atau memberi solusi bagi permasalahan yang ada di masyarakat sangat besar. Oleh karena itu para mahasiwa/I janganlah berdiam diri, berpangku tangan menjadi penonton saja dan bersikap pasif terhadap kondisi permasalahan masyarakat, karena kita sebagai pelajar merupakan bagian dari masyarakat juga.




Assalammualaikum ^_^




Tidak ada komentar:

Posting Komentar